Mempawah,starbpknews.id–Kalbar- Sungguh tragis yang Di alami seorang nelayan bernama Ahmad, warga Dusun Nelayan RT 007/003, Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, pada 29 Januari 2025. Perahu yang dikemudikan Ahmad menabrak tiang pancang milik PT Energi Unggul Persada (EUP) hingga tenggelam sekitar pukul 16.00 WIB. Beruntung, Ahmad berhasil diselamatkan oleh rekannya sesama nelayan dan segera dirujuk ke Puskesmas Sui Duri untuk mendapatkan perawatan medis.
Kronologi Kejadian, Seperti biasanya, Ahmad berangkat melaut sekitar pukul 16.00 WIB untuk mencari udang menggunakan alat tangkap jaring togok. Namun, saat melewati perairan Sungai Kunyit, perahunya menabrak tiang pancang yang tertanam di dasar laut. Benturan keras tersebut menyebabkan perahu tenggelam, sementara Ahmad mengalami pingsan akibat benturan. Beruntung, nelayan lain yang berada di sekitar lokasi segera memberikan pertolongan dan membawanya ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, tiang pancang yang berada di tepi laut tersebut sebelumnya telah dipotong, namun tidak sampai ke dasarnya. Akibatnya, saat air pasang, sisa potongan tiang pancang tersebut tidak terlihat oleh nelayan yang melintas. Kondisi inilah yang diduga menjadi penyebab perahu Ahmad menabrak besi pancang hingga akhirnya tenggelam.
Menurut salah satu tokoh masyarakat Sungai Limau, proses pemotongan besi pancang tersebut dilakukan oleh masyarakat Sungai Kunyit atas perintah Kepala Desa Sungai Limau. Besi pancang yang telah dipotong kemudian dijual, namun setelah insiden kecelakaan yang menimpa Ahmad, aktivitas pemotongan tersebut langsung dihentikan.
“Kami mempertanyakan apakah Kepala Desa Sungai Limau mendapatkan izin dari PT. EUP untuk melakukan pemotongan besi pancang ini, ataukah ada kerja sama terselubung antara pihak desa dan perusahaan? Setelah insiden tenggelamnya kapal nelayan, kegiatan pemotongan langsung dihentikan,” ungkap salah satu warga kepada wartawan.
Wartawan mencoba mengonfirmasi kejadian ini kepada pihak Humas PT EUP untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut. Namun, hingga saat ini, pihak Humas PT EUP masih belum dapat memberikan tanggapan resmi karena sedang menghadiri rapat, menurut pernyataan petugas keamanan perusahaan.
Masyarakat setempat berharap pemerintah daerah dan pihak berwenang segera turun tangan untuk menyelidiki kasus ini serta memastikan tidak ada lagi potensi bahaya bagi nelayan yang mencari nafkah di wilayah tersebut. Kejadian ini menjadi peringatan agar setiap aktivitas yang melibatkan infrastruktur di wilayah perairan dilakukan dengan perencanaan yang matang dan mempertimbangkan keselamatan masyarakat sekitar.
Warga Desa Sungai Limau dan nelayan setempat mendesak agar PT EUP bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka meminta agar sisa tiang pancang yang masih ada di perairan Sungai Kunyit segera dibersihkan secara menyeluruh agar tidak membahayakan nelayan lainnya. Selain itu, mereka juga berharap ada transparansi dari pihak desa dan perusahaan terkait pemotongan besi pancang tersebut.
“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang, Keselamatan nelayan harus menjadi prioritas, Kami meminta agar pihak terkait segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang,” ujar salah satu nelayan setempat.
( Team )
Penulis : Syarif Syukur